Pada
masa itulah berkelebatan seorang pendekar sakti mandraguna. Dalam
pengembaraannya, sang pendekar kerap berikhtiar mengamankan kawasan
pesisir utara dari sepak terjang kaum durjana. Namun, pendekar itu—yang
merupakan cucu Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur—tak hanya mengumbar
kekerasan terhadap penjahat, tapi juga memberi pencerahan dengan bahasa
dakwah yang lembut dan damai.
Melanjutkan tradisi SH Mintardja, Pendekar Sendang Drajat
adalah novel silat tentang wilayah paling utara Majapahit di tahun
1500-an—wilayah itu dulu disebut Pamotan-Tuban (kini bernama Lamongan),
tempat benteng pasukan Majapahit paling berani. Inilah karya yang
mengungkap satu fragmen riwayat kerajaan terbesar di Nusantara yang tak
terkupas oleh buku-buku sejarah kerajaan.
silahkan baca E-book nya DISINI
No comments:
Post a Comment